Senin, 08 Oktober 2012

Global warming


Global warming


Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
Pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim (climate change)
Perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming), pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbarui).  Penghasil terbesarnya adalah negera-negera industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Canada, Jepang, China dan lain-lain.  Hal ini diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan.  Untuk negara-negara berkembang meski tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan skenario pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan. Memacu industrilisme dan meningkatnya pola konsumsi tentunya, meski tak setinggi negara utara (Ashadi, 2007).
Akibat berubahnya iklim, yang sudah bisa kita rasakan sekarang ini adalah musim hujan yang makin pendek sementara musim kemaraunya semakin panjang, hingga gagal panen yang bukan diakibatkan oleh hama, tetapi akibat kekurangan air .
Peristiwa peningkatan suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi yang mengakibatkan bumi makin panas dikenal dengan nama pemanasan global (Global Warming).  Perubahan iklim terjadi sebagian besar akibat perbuatan ”tangan-tangan manusia”.  Pelbagai kegiatan ekonomi manusia dalam bentuk penggunaan bahan bakar fosil  dan perubahan tataguna (alih fungsi) lahan telah banyak menyuntikkan  dan meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca ke dalam  atmosfer bumi seperti Karbondioksida (CO2), Dinitroksida (N2O), metana (CH4), Sulfurhexafluorida (SF6), Perfluorokarbon (PFCs), Hidrofluorocarbon (HFCs).

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya
Efek umpan balik


Ozon

Ozon adalah lapisan mantel bumi,yang berfungsi melindungi bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung.
Lubang ozon itu terbentuk karna adanya dampak dari pemanasan global (global warming), efek rumah kaca dan lainnya.
Bila ada lubang ozon berarti di situlah sinar UV memancarkan sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring (lapisan Ozon). Semua mahkluk hidup di bumi tidak akan mampu bersentuhan langsung dengan sinar UV tersebut. Cahaya matahari yang kita terima/rasakan setiap hari, sudah merupakan hasil penyaringan dari ozon. Sehingga sudah tidak bebrbahaya lagi bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya di muka bumi.