Global warming
Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya temperatur
rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
Pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim (climate
change)
Perubahan iklim akibat pemanasan global (global warming), pemicu
utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil
(bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbarui). Penghasil terbesarnya adalah negera-negera
industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Canada, Jepang, China dan
lain-lain. Hal ini diakibatkan oleh pola
konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih
tinggi dari penduduk negara selatan. Untuk
negara-negara berkembang meski tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan
skenario pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan. Memacu industrilisme dan
meningkatnya pola konsumsi tentunya, meski tak setinggi negara utara (Ashadi,
2007).
Akibat berubahnya iklim, yang sudah bisa
kita rasakan sekarang ini adalah musim hujan yang makin pendek sementara musim
kemaraunya semakin panjang, hingga gagal panen yang bukan diakibatkan oleh
hama, tetapi akibat kekurangan air .
Peristiwa
peningkatan suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi yang mengakibatkan bumi
makin panas dikenal dengan nama pemanasan global (Global Warming). Perubahan iklim terjadi sebagian besar akibat
perbuatan ”tangan-tangan manusia”.
Pelbagai kegiatan ekonomi manusia dalam bentuk penggunaan bahan bakar
fosil dan perubahan tataguna (alih
fungsi) lahan telah banyak menyuntikkan
dan meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca ke dalam atmosfer bumi seperti Karbondioksida (CO2),
Dinitroksida (N2O), metana (CH4), Sulfurhexafluorida (SF6),
Perfluorokarbon (PFCs), Hidrofluorocarbon (HFCs).
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas
CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara
dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan
laut untuk mengabsorbsinya.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari
Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah
dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah
gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi
perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah
kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin
banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih
panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca[3] (tanpanya suhu bumi hanya -18 °C
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya,
akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global
menjadi akibatnya
Efek umpan balik
Ozon
Ozon adalah lapisan mantel bumi,yang berfungsi melindungi
bumi beserta isinya dari sinar ultra violet secara langsung.
Lubang ozon itu terbentuk karna adanya dampak dari pemanasan
global (global warming), efek rumah kaca dan lainnya.
Bila ada lubang ozon berarti di situlah sinar UV
memancarkan sinarnya secara langsung, tanpa adanya penyaring (lapisan
Ozon). Semua mahkluk hidup di bumi tidak akan mampu bersentuhan langsung dengan
sinar UV tersebut. Cahaya matahari yang kita terima/rasakan setiap hari, sudah
merupakan hasil penyaringan dari ozon. Sehingga sudah tidak bebrbahaya lagi
bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya di muka bumi.